Minggu, 29 Desember 2013

LES TANGERANG

PERAN IQ, EQ dan KIDPRENEUR UNTUK MEMBENAHI MENTAL BANGSA INDONESIA


Pada posting sebelumya Kami telah membahas mengenai IQ, EQ dan Kidpreneur. Untuk melengkapi arah tujuan dari tulisan Kami, maka Kami akan menjabarkan peran ke-3 hal tersebut dalam membenahi Mental Bangsa Indonesia. 
Sebagai tinjauan dari posting sebelumnya, IQ adalah kemampuan otak manusia sebagai tiket awal  untuk menjalani kehidupan di dunia ini, IQ yang dibawah rata-rata tentunya adalah takdir sang Pencipta sedangkan IQ diatas rata-rata akan mudah untuk menjalani kehidupan ini hingga titik sukses, IQ pun ada hitungan layaknya matematika (Lihat di arsip blog kami). EQ adalah Kecerdasan Emosional dan merupakan tiket kesuksesan seseorang dalam menjalani seluruh rintangan yang ada di Dunia ini. Banyak orang pintar yang jatuh terpuruk dan banyak juga orang yang dinilai biasa-biasa saja berdiri tegak menjulang sukses. Seorang yang Drop out dari Kampus bukan tidak mungkin akan memimpin dan membawahi tenaga ahli dengan nilai IPK diatas rata-rata bukan?. Bagaimanakah dengan Kidpreneur? Kidpreneur adalah usaha untuk menanamkan nilai-nilai Wirausahawan/Entrepreneur sejak dini kepada anak. Apakah hubungannya dengan IQ dan EQ?  EQ adalah proses, berbeda halnya dengan IQ. EQ membutuhkan lingkungan dan lainnya hingga terus berkembang sehingga menjadi kebiasaan. Dari Bayi hingga masa kanak-kanak, Masa Remaja adalah Penentu awal tertanamnya EQ pada seorang, karena diusia 25 hingga 40 Tahun EQ sudah menetap di pembawaan/karakter seseorang. Ciri-ciri orang yang memiliki EQ terlihat pada masa remajanya, dan keberhasilannya melewati masa itu akan tertanam hingga masa tuanya. Banyak remaja yang kandas ketika Ia telah memilikinya dikarenakan faktor lingkungan, keluarga dan banyak hal.
Ciri-ciri seorang Remaja yang mempunyai EQ ternyata sama dengan karakter seorang WIRAUSAHAWAN / ENTREPRENEUR. Percaya atau tidak mari kita tinjau bersama. 

Sekilas tentang Entrepreneur
Kata Wirausahawan  atau “pengusaha” diambil dari bahasa Perancis “entrepreneur” yang pada mulanya berarti pemimpin musik atau pertunjukan1. Didalam dunia usaha seorang entrepreneur adalah  pemimpin dan penentu ibarat seorang komposer musik , pencipta lagu di  sebuah Band. Seniman sepak bola layaknya Diego Armando Maradona dan lainnya.
Wikipedia menuliskan bahwa untuk memulai usaha , entrepreneur dibagi menjadi 4 sub kategori. Sub kategori ini akan menentukan kemampuan yang diperlukan oleh seorang entrepreneur, yaitu :

1.      Penemu, penemuan atau metodologi, mendefinisikan konsep, unik, baru
2.      Inovator , entrepreneur ini menerapkan sebuah penemuan atau teknologi baru atau metodologi guna     
      memecahkan masalah baru atau memulai usaha baru
3.    Marketer ,  entrepreneur ini juga mampu mengindentifikasikan kebutuhan dipasar juga dapat memenuhiny      dengan produk baru atau produk subtitusi  baik itu milik sendiri atau milik orang lain yang lebih efesien
4.    Oportunis, entrepreneur ini pada dasarnya seorang broker atau  pialang, makelar atau affiliate yang    
     menyesuaikan antara kebutuhan dengan  jasa diberikan serta komisi yang didapat

Dari Wikepedia, kita pahami bahwa seorang Entrepreneur bukan hanya pedagang yang selalu cari untung. Seorang yang memanfaatkan jabatannya dan tanggapan negatif lainnya, justru sebaliknya. Semua profesi bahkan harus memiliki sikap Entrepreneur, percaya? Seorang Dokter perlu memiliki lebih dari pengetahuan tentang medis dan pengobatan, ia perlu membangkitka rasa percaya diri pasiennya, Ia perlu menjual dirinya. Pemimpin perusahaan harus menyakinkan Investor ataupun pemegang saham, Ia menjual dirinya, begitu juga dengan profesi lainnya yang ada di dunia ini? 

Entrepreneur bukanlah ilmu baru, sejarah telah membuktikan bagaimana dunia telah berkembang pesat dengan adanya para entrepreneur. Menjadi seorang entrepreneur adalah cita-cita yang mulia.  Banyak tokoh-tokoh besar didunia adalah seorang entrepreneur bahkan  Nabi besar Islam , Muhammad SAW ,  tokoh paling berpengaruh didunia3.  adalah seorang entrepreneur sebelum akhirnya menerima wahyu pertama pada usia 40 tahun di Gua Hira Arab Saudi , Nabi Muhammad SAW sudah belajar berdagang semenjak beliau kecil, semenjak masih dalam asuhan Halimah yang mengasuh beliau saat beliau masih kecil dan bimbingan Paman Beliau Abu Thalib dimasa anak sampai remajanya.  Beliau selalu menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap transaksi perdagangan yang dilakukan, sehingga tak heran jika akhirnya barang dagangannya laris diburu pembeli3.

Sekarang mari kita lihat tabel dibawah ini untuk lebih menyakinkan, Tabel ini disusun acak akan tetapi mempunyai inti persamaan. ( Klik Tabel dibawah ini )

Mengajarkan Entrepreneur sejak dini akan mengasah Kecerdesan Emosional Seseorang


Entrepeneur bukan sekedar menjual, Layaklah ia dilatih sejak dini, khusunya pada Bangsa Indonesia. Dimana mental telah berbaur oleh kehinaan. Departemen-Departemen terhormat menjadi ajang KORUPSI. Mari kita coba kumpulkan bersama data-data orang yang ditangkap oleh KPK, banyakkah mereka dari kalangan WIRAUSAHAWAN ?  sampaikan pada 10% dari total keseluruhan? Dan arus kita akui bersama kalau Bangsa Indonesia membutuhkan lebih banyak Pengusaha untuk membuka lapangan Kerja. 


Anda seorang pendobrak, Anda memiliki gairah dan komitmen yang tidak dimiliki orang lain. Anda memiliki kemampuan untuk “melanggar aturan”  yang menghambat Anda melakukan kegiatan. Anda seorang pendobrak karena Anda ingin melakukan sesuatu yang hebat, ingin memiliki karir yang memuaskan, investasi yang banyak, kaya raya, dan tidak ingin mengorbankan diri sendiri demi kesuksesan itu2.


Pada Postingan berikutnya kami akan menjabarkan penerapannya pada Anak, Tolong bantu Share, Kasih masukan dan Tanggapan ya all, 

Thanks a lot :)

Daftar Pustaka 

Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/The_100_(buku)   (1)
Christine Comaford-Lynch, Dobrak Insting Bisnismu, PT Bhuana Ilmu Populer kelompok Gramedia 2007   (2)
The 100, Michael H. Hart, Carol Publishing Group, July 1992, paperback, 576 halaman   (2)
Al. Tridhonanto&Brenda Agency, Meraih Sukses dengan Kecerdasan Emosional, PT.Gramedia Jakarta


     

3 komentar: