Jumat, 13 September 2013

Konsep pemasaran Dalam Jasa Pendidikan
  Ada beberapa tahap perkembangan konsep marketing yang digunakan oleh para pengusaha dalam menghadapi persaingan yaitu:
a.    Konsep Produksi
        Konsep ini berpendapat bahwa perusahaan membuat piduksi sebanyak-banyaknya. Dengan produksi masal ini akan diperoleh efisiensi dalam pemakaian input dan efisiensi dalam proses produksi. Kemudian perusahaan akan dapat menetapkan harga jual lebih murah dari saingan.       
         Jika hal ini diterapkan dalam jasa pendidikan, bukan berarti lembaga pendidikan menghasilkan lulusan secara massal dengan mengabaikan mutu, kemudian menurunkan uang kuliah, agar lebih banyak peminat masuk.Konsep produksi dalam jasa pendidikan, harus tetap memegang teguh peningkatan mutu lulusannya, dan uang kuliah tidak terlalu tinggi.
b.    Konsep Produk
        Konsep ini berlaku sudah sejak lama, pada saat produsen berada pada posisi kuat.Produsen menghasilkan produk yang sangat baik, menurut ukuran atau selera produsen sendiri, bukan menurut kehendak konsumen, konsumen demikian banyaknya, sehingga selera mereka bervariasi.Kesalahan pada konsep produk adalah menyamakan selera produsen dengan selera konsumen. Akibatnya jika timbul pesaing baru yang kreatif dalam bidang produksi, maka pengusaha yang menganut konsep produk ini kan kalah dalam persaingan.

         Jika diterapkan dalam lembaga pendidikan, maka pimpinan lembaga tidak boleh berbuat sekehendaknya, walaupun dalam rangka ingin meningkatkan mutu. Pimpinan harus sering memonitor apa kehendak konsumen, apa keluhan-keluhan yang dibicarakan oleh para mahasiswa diluar ataupun dosen, tenaga administrasi dan sebagainya.
c.     Konsep Penjualan
         Pengusaha yang menganut konsep penjualan (selling concept) berpendapat bahwa yang terpenting adalah produsen menghasilkan produk, kemudian produk itu dijual kepasar dengan menggunakan promosi besar–besaran. Jika diterapkan dalam lembaga pendidikan, maka ada kecenderungan lembaga menggunakan surat kabar, TV, memasang iklan.
       Iklan ini harus harus disertai bukti nyata yang menunjang kekuatan iklannya, iklan tanpa usaha perbaikan mutu lembaga pendidikan akan menjadi bumerang bagi lembaga itu sendiri. Para pengelola yang menganut konsep penjulan hanya mementingkan tugasnya saja tanpa memikirkan pelayanannya sudah baik atau belum.
d.    Konsep Marketing (Marketing Concept)
  Konsep Marketing ini menyatakan bahwa produsen tidak hanya memperhatikan diri sendiri tetapi melihat bagimana selera konsumen. Marketing tidak berarti bagaimana menjual produk agar laris habis, akan tetapi konsep marketing lebih berorientasi jangka panjang. Dalam konsep ini lebih menekankan padakepuasan konsumen”.Tujuan marketing adalah bagaiman usaha untuk memuaskan selera, memenuhi “needs and wants” dari konsumen. Istilah needs artinya kebutuhan yang didefinisikan sebagai rasa kekurangan pada diri seseorang yang harus dipenuhi. Sedangkan wants adalah keinginan, yang didefinisikan sebagai suatu kebutuhan  yang sudah dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti daya beli, pendidikan, agama, keyakinan, family, dan sebagainya.
         Lembaga pendidikan yang menganut konsep marketing ini tidak hanya sekedar mengajar siswa tiap hari sesuai jadwal, tetapi mengusahakan agar siswa puas dengan layanan lembaga dalam banyak hal, misalnya dalam suasana belajar mengajar, ruang kelas yang bersih, taman yang asri, dosen-dosen yang ramah, perpustakaan, Lab, dan lain sebagainya harus siap melayani siswa.
e.   Konsep Responsibility (konsep kemasyarakatan)
      Konsep ini menyatakan bahwa dunia perusahaan harus              
      bertanggung jawab pada  
      terhadap segala perilaku bisnisnya.Perusahaan harus       
      menghasilkan produk yang dapat 
     diandalkan, tidak cepat rusak, tidak berbahaya jika digunakan   
     oleh konsumen dan turutmenjaga kelestarian alam.
     Jika konsep ini diterapkan dalam lembaga pendidikan maka   
    lembaga pendidikan harus bertanggung jawabt terhadap
    masyarakat luas yang dipungut dan yang digunakan,
    sehingga mutu lulusan yang dihasilkannya benar-benar 
    maksimal untuk kepentingan masyarakat.


Rabu, 11 September 2013

kursus public speaking di Citra Raya

Dasar Umum Pengambilan Keputusan Manajemen Pada Lembaga Pendidikan Bagian 1

Dasar Umum Pengambilan Keputusan Manajemen Pada Lembaga Pendidikan

Semakin banyaknya lembaga Pendidikan, khususnya sektor non formal seperti Bahasa, Bimbel, Komputer dan lainnya menambah semaraknya animo minat pendidikan masyarakat di Indonesia . Kami tidak akan jauh menjelaskan dengan data-data  ibarat peniliti dari lembaga penelitian, cukup para sahabat sekalian lihat lingkungan masing-masing, dari lembaga Pendidikan bersifat Franchise seperti  i-tutor.net, Raditya Computer bahkan sampai lembaga sendiri di rumah-rumah termasuk para sahabat guru yang membuka kursus privat. Salah satu hal positif dari menjamurnya lembaga kursus ini adalah semakin bersaingnya mutu pendidikan di Indonesia. Janganlah takut bersaing didalam dunia pendidikan, semakin bagus inovasi kita maka secara otomotis akan menmbah kaidah pendidikan bangsa.
Bisnis Pendidikan ini bersifat Jasa, bukan hanya pemasaran eksternal ( nilai penjualan ) tetapi juga pemasaran internal, meliputi bagaimana kita memotivasi SDM yang ada ( guru, administrasi, sales, bahkan office boy sekalipun ), perpaduan inilah yang membuat bisnis ini sangat menarik. Banyak yang mengatakan bisnis ini adalah untuk Dunia dan Akhirat kalau dilakukan dengan iklhas, bagaimana tidak,..kalau sukses kita dapat Pahala dan Profit, jika gagal kita dapat Pahala,...tetapi menjadi kaya di bisnis ini adalah penting, karena dengan pengelolaan profit kita bisa semakin mengembangkan semaraknya dunia pendidikan di Indonesia :) 

Dasar yang harus di perhatikan dalam membuat kebijakan manajemen pada lembaga pendidikan pada umumnya adalah sebagai berikut :

1. Product
2. Price
3. Location
4. Promotion
5. People

6. Jumlah Siswa

Bukankah sangat sederhana? bagi yang sering berbisnis ataupun duduk di bidang manajemen hal ini tentulah sudah sering terdengar bahkan sering dilakukan. Satu hal yang pasti perjuangan disetiap medan tempur tidaklah sama, yang sama adalah semangat, konsisten dan terus belajar.