Sabtu, 09 Agustus 2014

Panduan Pengajar Bagian 1 ala Senopati Center



 Pendahuluan
“Love to teach and Teach with Love” adalah landasan dasar Pengajar Senopati Center didalam melayani peserta didik. Landasan dasar ini merupakan dasar kuat yang harus dipegang seorang pengajar, karena mengajar hanya merupakan bagian dari mendidik secara keseluruhan, bukan hanya bisa yang kita harapkan bagi peserta didik kita, akan tetapi bagaimana mereka menjelaskan kembali dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari dengan sikap yang ideal sesuai oleh budaya Indonesia , yaitu kesopanan, keserdehanaan, kebersamaan dan semangat pantang menyerah.
Peserta didik sangat beragam setiap individunya dan  keberagaman ini berpengaruh kepada gaya belajar di masing-masing individu peserta didik. Tidak jarang kita mendapati seorang peserta didik yang mudah dalam mencerna isi pelajaran, ada yang dengan mudah diatur dan adapula yang tidak mudah diatur.  Pengajar membutuhkan tips, strategi dan teknik dalam mengisi serta merangkai pengalamannya agar lebih terarah dan lebih ideal.
Sudah seharusnya sesama pengajar saling membantu dan mengisi serta berbagi dalam mencerdaskan peserta didik. Senopati Center dengan mengucapkan Bismillah dan mengharapkan Rahmat Sang Pencipta membuat dan menyusun panduan dalam mengajar yang dikumpulkan dari berbagai sumber pustaka dan pengalaman-pengalaman. Pengalaman baik dari para pakar pendidikan maupun  pengalaman dari pengajar Senopati Center sendiri sejak pertama berdirinya dengan cikal bakal I-tutor Citra Raya yang merupakan bagian dari www.ILMCI.com Indonesia sampai dengan sekarang.
Panduan Pengajar ini wajib di patuhi serta diterapkan oleh pengajar sesuai dengan gaya / ciri khas masing-masing pengajar dan diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi serta pedoman bagi Pengajar Senopati Center.
 
  



Seorang Pengajar yang ideal adalah manajer didalam kelasnya,  yang mengarahkan Peserta Didik berhasil didalam pelajaran dengan sikap yang baik. Layaknya di dalam sebuah pesawat, pengajar adalah pilot yang membawa penumpang (peserta didik) ke arah tujuan sebenarnya. Penumpang terkadang tergoda untuk singgah ke tempat yang tidak penting bahkan merugikan bagi tujuannya, pilotlah yang mengingatkan dan memandu kembali ke tujuan sebenarnya.




A.   Pengelolaan Kelas
Masalah pokok yang di hadapi pengajar, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengolaan kelas. Pengelolaan kelas adalah ketrampilan pengajar untuk menciptakan kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain, Pengelolaan kelas adalah kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar-mengajar.
Prinsip-prinsip Pengelolaan kelas         
Masalah pengelolaan kelas bukanlah masalah yang ringan. Berbagai faktor sangat menentukan, yaitu :
1.      Faktor Internal
Berhubungan dengan masalah emosi, pikiran dan prilaku. Kepribadian peserta didik dengan ciri khas masing-masing menyebabkan peserta didik berbeda satu sama lain. Perbedaan ini dilihat dari segala aspek, yaitu perbedaan biologis, intelektual dan psikologis.
2.      Faktor Eksternal
Terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan peserta didik, pengelompokkannya, jumlah peserta didik dalam 1 kelas dan sebagainya.
Dalam rangka membuat suasana belajar yang fun dan memperkecil masalah gangguan didalam pengelolaan kelas dan tujuan pengajaran, maka prinsip-prinsip pengelolaan kelas sangat teramat penting bagi para pengajar
Prinsip Pengelolaan Kelas yaitu :
1.      Hangat dan Antusias
Pengajar yang hangat dan akrab dengan peserta didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas
2.      Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah peserta didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang dan akan dapat menarik perhatian peserta didik serta mengendalikan gairah belajar mereka.
3.      Bervariasi
Penggunaan alat bantu, media, games pendidikan, gaya mengajar, pola interaksi antara pengajar dan peserta didik akan mengurangi munculnya gangguan dan meningkatkan perhatian peserta didik dengan penggunaannya yang tidak monoton dan bervariasi. Kevariasian dalam penggunaan adalah kata kunci untuk melawan kejenuhan, baik dari pengajar maupun peserta didik. Pengajar harus kreatif disini, baik dalam mengatur jadwal penggunaan media atau alat yang tak terduga dan dalam suasana yang tepat kepada peserta didik, menyesuaikan dengan materi yang ada sampai dengan gaya mengajar yang ideal dari pengajar itu sendiri.
4.      Keluwesan
Keluwesan tingkah laku pengajar dapat mencegah munculnya gangguan dan menciptakan iklim belajar-mengajar yang efektif. Hal ini dapat mencegah gangguan seperti keributan, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya dari peserta didik.
5.      Penekanan pada hal-hal positif
Pada dasarnya dalam proses belajar-mengajar, seorang pengajar harus menekankan pada hal-hal positif dan menghindari pemusatan perhatian peserta didik pada hal negatif. Penekanan pada hal positif yaitu penekanan yang dilakukan seorang pengajar terhadap tingkah laku peserta didik daripada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan penguatan yang positif seperti peraturan kelas yang menarik, motivasi yang menarik, tantangan yang menarik serta menerapkan sistem reward and punishment yang menarik dan sebagainya.
6.      Penanaman Displin Diri.
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah peserta didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu, Pengajar sebaiknya dan harus selalu mendorong peserta didik untuk melaksanakan disiplin diri. Dimulai dari pengajar sendiri dalam memberikan contoh teladan dan tertuang didalam peraturan kelas yang menarik dari masing-masing pengajar, sesuai dengan kondisi kelasnya masing-masing.


Seluruh prinsip ini harus dapat disiasati oleh pengajar, dan diselipkan disetiap materi yang ada. Cara menyelipkan ini yang menjadi seni bagi pengajar, semuanya harus dikemas secara menyenangkan / fun. Semua pengajar memiliki ciri khas masing-masing, akan tetapi keseragaman dalam menerapkan ini sangat penting, karena  perpaduan dan keseragaman nya akan terlihat pada hasil akhir, yaitu kondisi kelas ketika dilihat konsumen (Orang Tua Peserta didik/ Calon Pendaftar dan lainnya), serta hasil akhir / Nilai dari peserta didik



Seorang Pengajar di Senopati Center  adalah seorang Manajer di kelasnya masing-masing yang berperan sebegai :

1.      Fasilitator

Pengajar menfasilitasi setiap hal yang dianggap susah menjadi mudah dan mudah menjadi menyenangkan serta yang menyenangkan menjadi indah sehingga yang indah itu menjadi budaya,
Pengajar dapat memberikan suatu pengertian yang mudah dan menarik bagi setiap peserta didik. Seorang fasilitator akan menfasilitasi setiap kebutuhan untuk mencapai tujuan. Ketika seorang peserta didik kurang mengerti sebuah rumus matematika fasilitator akan memberikan suatu tips agar menjadi mudah. Ketika suasana kelas menjadi ramai dan berisik, maka fasilitator akan menfasilitasi kelas tersebut agar menjadi kondusif, baik dengan menasehati, menegur, mencairkan suasana yang tidak fokus dengan gurauan serta tips-tips lainnya. Membuka sesi bebas beberapa saat, untuk kemudian kembali ke fokus tujuannya menjadi berhasil dalam pelajaran yang sedang berlangsung didalam kelas tersebut. Fasilitator menggunakan alat bantu kepada peserta didik untuk tujuannya dari yang disediakan oleh manajemen seperti Cinema Edutainment (Proyektor), Alat Peraga seperti Kartu, Scrabble dan lainnya. Kemampuan menggunakan alat peraga yang tepat dibutuhkan bagi Pengajar sebagai Fasilitator.
Pengajar sebagai Fasilitator berfungsi untuk menfasilitasi seluruh peserta didik yang ada didalam kelasnya mencapai tujuan pembelajaran, baik yang kurang bisa ataupun yang telah bisa. Fasilitatorpun dapat menggunakan cara “Asisten Pengajar” dimana peserta didik yang bisa diberikan tugas dengan reward untuk menjelaskan temannya yang belum bisa sehingga diharapkan pengajar dapat menjangkau seluruh kelas agar menjadi mengerti dan demi keseimbangan kelas, di satu sisi peserta didik yang telah bisa akan lebih mengerti karena telah menjelaskan kembali dan mengaplikasikan kembali materi yang telah diajarkan ataupun pernah diajarkan.
  




2.      Energizer
Pengajar memberikan energi positif kepada peserta didik yang bernaung didalam kelasnya. Seorang Pengajar adalah contoh utama didalam kelasnya. Aura semangat seorang pengajar dapat mempengaruhi peserta didiknya. Seorang Energizer memberikan energi positif dengan sikapnya dalam mengajar.
Senyuman seorang pengajar membuat suasana kelas menjadi Fun, seorang peserta didik yang malu-malu akan menjadi berani dalam bertanya, peserta didik yang malas akan terpancing semangatnya secara bertahap dengan semangat dari seorang pengajar.
Sikap yang meliputi Semangat, Ceria, Disiplin, Sopan, dan sisi positif lainnya akan menjadi energi sendiri bagi peserta didiknya untuk berubah, dari yang negatif menjadi positif, dari yang positif menjadi ideal, dari yang ideal menjadi lebih ideal. Layaknya seorang pilot, sikap optimis beserta sikap positif lainnya dari seorang pilot akan membuat penumpang (peserta didik) merasa nyaman dan yakin kalau mereka bisa.
Ketika seorang pengajar terlihat tidak disipilin oleh peserta didik, seperti bermain HP, BBM an, tidak menguasai materi, lupa atau malas menyiapkan bahan ajar dan lainnya, maka hal itu dapat mempengaruhi peserta didik menjadi tidak disiplin, begitu juga jika pengajar terlihat malas atau tidak bertenaga.

Intonasi suara yang tepat sasaran  dalam pelajaran juga bagian dari mengisi suasana belajar positif, demikian juga dalam tahapan pembelajaran, dalam membuka pelajaran dan menutup pembelajaran serta penguasaan materi. Kesimpulan harus jelas, dan arahan agar peserta didik lebih baik juga harus jelas.

2.      Motivator
Pengajar sebagai Motivator adalah memberikan Motivasi secara berkesinambungan dan fun kepada seluruh peserta didik yang ada didalam kelasnya untuk tidak mudah menyerah dalam pelajaran yang tidak mereka bisa dan fokus untuk mengerti pelajaran yang diajarkan ketika mereka ada didalam kelas.
Terkadang dalam suasana belajar terdapat godaan-godaan yang dapat membuat suasana tidak nyaman didalam kelas. Seorang peserta didik yang malas akan berdampak bagi temannya. Pengajar sebagai Motivator harus jeli dalam melihat hal ini, Motivasi dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan suasana yang ada.
a.       Menyediakan waktu khusus dalam sesi belajar seperti 10 menit untuk motivasi dengan cara orasi / ceramah yang menimbulkan semangat.
b.      Menggunakan klip video yang ada di multimedia / video klip dari youtube  yang sesuai dengan target tujuan motivasi lalu menjabarkannya dengan orasi sesuai kasus yang ada untuk mengarahkan peserta didik kepada target dari motivasi tersebut.
c.       Games Pendidikan, alat bantu dan lainnya yang dapat merangsang motivasi dan disesuaikan dengan tujuan dan target motivasi itu sendiri (motivational games).
d.      Memangil satu atau beberapa peserta didik yang perlu di motivasi di ruangan terpisah dan diluar sesi belajar. Terutama bagi peserta didik yang membutuhkan perhatian khusus. Dalam hal ini pengajar dengan izin dan persetujuan dari manajemen Senopati Center juga dapat memangil orang tua / wali peserta didik tersebut, baik secara terpisah maupun secara bersamaan dengan peserta didik.

 

Penutup
 
Demikianlah panduan bagi para pengajar yang bernaung di Senopati Center bagian 1. Setiap pengajar mempunyai gaya dan ciri khas masing-masing dalam mengajar, akan tetapi keseragaman dalam melakukan standarisasi diatas sangatlah penting dan harus dilakukan secara berkesinambungan dengan sistem pengawasan serta evaluasi yang konsisten. Pengajar  harus berpedoman dan melakukan dengan gaya serta ciri khas masing-masing dalam mengimplementasikannya demi kegiatan belajar-mengajar, perkembangan peserta didik dan nilai tambah bagi seluruh elemen yang ada di Senopati Center.




Teachers Should Guide Without Dictating, and  Partcipate Without Dominating
(C.B. Neblette)

Put the relation of a fine Teacher to a student just below the relation of a mother to a son
(Thomas Wolve)