Pendahuluan
“Love
to teach and Teach with Love” adalah landasan dasar
Pengajar Senopati Center didalam melayani peserta didik. Landasan dasar ini
merupakan dasar kuat yang harus dipegang seorang pengajar, karena mengajar
hanya merupakan bagian dari mendidik secara keseluruhan, bukan hanya bisa
yang kita harapkan bagi peserta didik kita, akan tetapi bagaimana mereka
menjelaskan kembali dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari dengan sikap
yang ideal sesuai oleh budaya Indonesia , yaitu kesopanan, keserdehanaan,
kebersamaan dan semangat pantang menyerah.
Peserta didik sangat beragam setiap individunya
dan keberagaman ini berpengaruh kepada
gaya belajar di masing-masing individu peserta didik. Tidak jarang kita
mendapati seorang peserta didik yang mudah dalam mencerna isi pelajaran, ada
yang dengan mudah diatur dan adapula yang tidak mudah diatur. Pengajar membutuhkan tips, strategi dan teknik
dalam mengisi serta merangkai pengalamannya agar lebih terarah dan lebih ideal.
Sudah seharusnya sesama pengajar saling membantu dan
mengisi serta berbagi dalam mencerdaskan peserta didik. Senopati Center dengan mengucapkan Bismillah dan mengharapkan
Rahmat Sang Pencipta membuat dan menyusun panduan dalam mengajar yang
dikumpulkan dari berbagai sumber pustaka dan pengalaman-pengalaman. Pengalaman
baik dari para pakar pendidikan maupun pengalaman dari pengajar Senopati Center
sendiri sejak pertama berdirinya dengan cikal bakal I-tutor Citra Raya yang merupakan bagian dari www.ILMCI.com
Indonesia sampai dengan sekarang.
Panduan
Pengajar ini wajib di patuhi serta diterapkan oleh pengajar sesuai dengan gaya
/ ciri khas masing-masing pengajar dan diharapkan dapat menjadi sumber
inspirasi serta pedoman bagi Pengajar Senopati
Center.
2 Alokasi
kelas yang ditetapkan oleh Manajemen Senopati
Center untuk penyelenggaraan pendidikan yang effesien dan efektif
Seorang Pengajar yang ideal adalah manajer didalam
kelasnya, yang mengarahkan Peserta Didik
berhasil didalam pelajaran dengan sikap yang baik. Layaknya di dalam sebuah
pesawat, pengajar adalah pilot yang membawa penumpang (peserta didik) ke arah
tujuan sebenarnya. Penumpang terkadang tergoda untuk singgah ke tempat yang
tidak penting bahkan merugikan bagi tujuannya, pilotlah yang mengingatkan dan
memandu kembali ke tujuan sebenarnya.
A.
Pengelolaan
Kelas
Masalah pokok yang di hadapi pengajar, baik pemula
maupun yang sudah berpengalaman adalah pengolaan kelas. Pengelolaan kelas
adalah ketrampilan pengajar untuk menciptakan kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan
kata lain, Pengelolaan kelas adalah kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar-mengajar.
Prinsip-prinsip
Pengelolaan kelas
Masalah pengelolaan kelas bukanlah masalah yang
ringan. Berbagai faktor sangat menentukan, yaitu :
1. Faktor
Internal
Berhubungan dengan masalah emosi,
pikiran dan prilaku. Kepribadian peserta didik dengan ciri khas masing-masing
menyebabkan peserta didik berbeda satu sama lain. Perbedaan ini dilihat dari
segala aspek, yaitu perbedaan biologis, intelektual dan psikologis.
2. Faktor
Eksternal
Terkait dengan masalah suasana
lingkungan belajar, penempatan peserta didik, pengelompokkannya, jumlah peserta
didik dalam 1 kelas dan sebagainya.
Dalam rangka membuat suasana belajar yang fun dan
memperkecil masalah gangguan didalam pengelolaan kelas dan tujuan pengajaran,
maka prinsip-prinsip pengelolaan kelas sangat teramat penting bagi para pengajar
Prinsip Pengelolaan Kelas yaitu :
1.
Hangat
dan Antusias
Pengajar yang hangat dan akrab
dengan peserta didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada
aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas
2. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan,
cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah peserta
didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang
menyimpang dan akan dapat menarik perhatian peserta didik serta mengendalikan
gairah belajar mereka.
3.
Bervariasi
Penggunaan alat bantu, media, games
pendidikan, gaya mengajar, pola interaksi antara pengajar dan peserta didik akan
mengurangi munculnya gangguan dan meningkatkan perhatian peserta didik dengan
penggunaannya yang tidak monoton dan bervariasi. Kevariasian dalam penggunaan
adalah kata kunci untuk melawan kejenuhan, baik dari pengajar maupun peserta
didik. Pengajar harus kreatif disini, baik dalam mengatur jadwal penggunaan
media atau alat yang tak terduga dan dalam suasana yang tepat kepada peserta
didik, menyesuaikan dengan materi yang ada sampai dengan gaya mengajar yang
ideal dari pengajar itu sendiri.
4.
Keluwesan
Keluwesan tingkah laku pengajar dapat
mencegah munculnya gangguan dan menciptakan iklim belajar-mengajar yang
efektif. Hal ini dapat mencegah gangguan seperti keributan, tidak ada
perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya dari peserta didik.
5.
Penekanan
pada hal-hal positif
Pada dasarnya dalam proses
belajar-mengajar, seorang pengajar harus menekankan pada hal-hal positif dan
menghindari pemusatan perhatian peserta didik pada hal negatif. Penekanan pada hal positif yaitu penekanan
yang dilakukan seorang pengajar terhadap tingkah laku peserta didik daripada
mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan
dengan penguatan yang positif seperti peraturan kelas yang menarik, motivasi
yang menarik, tantangan yang menarik serta menerapkan sistem reward and punishment yang menarik dan sebagainya.
6.
Penanaman
Displin Diri.
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas
adalah peserta didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu,
Pengajar sebaiknya dan harus selalu mendorong peserta didik untuk melaksanakan
disiplin diri. Dimulai dari pengajar sendiri dalam memberikan contoh teladan
dan tertuang didalam peraturan kelas yang menarik dari masing-masing pengajar,
sesuai dengan kondisi kelasnya masing-masing.
Seluruh
prinsip ini harus dapat disiasati oleh pengajar, dan diselipkan disetiap materi
yang ada. Cara menyelipkan ini yang menjadi seni bagi pengajar, semuanya harus
dikemas secara menyenangkan / fun. Semua pengajar memiliki ciri khas
masing-masing, akan tetapi keseragaman dalam menerapkan ini sangat penting,
karena perpaduan dan keseragaman nya
akan terlihat pada hasil akhir, yaitu kondisi kelas ketika dilihat konsumen
(Orang Tua Peserta didik/ Calon Pendaftar dan lainnya), serta hasil akhir /
Nilai dari peserta didik
Seorang Pengajar di Senopati Center adalah
seorang Manajer di kelasnya
masing-masing yang berperan sebegai :
1.
Fasilitator
Pengajar menfasilitasi setiap hal
yang dianggap susah menjadi mudah dan mudah menjadi menyenangkan serta yang
menyenangkan menjadi indah sehingga yang indah itu menjadi budaya,
Pengajar dapat memberikan suatu
pengertian yang mudah dan menarik bagi setiap peserta didik. Seorang
fasilitator akan menfasilitasi setiap kebutuhan untuk mencapai tujuan. Ketika
seorang peserta didik kurang mengerti sebuah rumus matematika fasilitator akan
memberikan suatu tips agar menjadi mudah. Ketika suasana kelas menjadi ramai
dan berisik, maka fasilitator akan menfasilitasi kelas tersebut agar menjadi
kondusif, baik dengan menasehati, menegur, mencairkan suasana yang tidak fokus
dengan gurauan serta tips-tips lainnya. Membuka sesi bebas beberapa saat, untuk
kemudian kembali ke fokus tujuannya menjadi berhasil dalam pelajaran yang
sedang berlangsung didalam kelas tersebut. Fasilitator menggunakan alat bantu
kepada peserta didik untuk tujuannya dari yang disediakan oleh manajemen
seperti Cinema Edutainment (Proyektor), Alat Peraga seperti Kartu, Scrabble dan
lainnya. Kemampuan menggunakan alat peraga yang tepat dibutuhkan bagi Pengajar
sebagai Fasilitator.
Pengajar
sebagai Fasilitator berfungsi untuk menfasilitasi seluruh peserta didik yang
ada didalam kelasnya mencapai tujuan pembelajaran, baik yang kurang bisa
ataupun yang telah bisa. Fasilitatorpun dapat menggunakan cara “Asisten Pengajar” dimana peserta didik
yang bisa diberikan tugas dengan reward untuk menjelaskan temannya yang belum
bisa sehingga diharapkan pengajar dapat menjangkau seluruh kelas agar menjadi
mengerti dan demi keseimbangan kelas, di satu sisi peserta didik yang telah
bisa akan lebih mengerti karena telah menjelaskan kembali dan mengaplikasikan
kembali materi yang telah diajarkan ataupun pernah diajarkan.
2.
Energizer
Pengajar memberikan energi positif
kepada peserta didik yang bernaung didalam kelasnya. Seorang Pengajar adalah
contoh utama didalam kelasnya. Aura semangat seorang pengajar dapat
mempengaruhi peserta didiknya. Seorang Energizer memberikan energi positif
dengan sikapnya dalam mengajar.
Senyuman seorang pengajar membuat
suasana kelas menjadi Fun, seorang peserta didik yang malu-malu akan menjadi
berani dalam bertanya, peserta didik yang malas akan terpancing semangatnya
secara bertahap dengan semangat dari seorang pengajar.
Sikap yang meliputi Semangat, Ceria,
Disiplin, Sopan, dan sisi positif lainnya akan menjadi energi sendiri bagi
peserta didiknya untuk berubah, dari yang negatif menjadi positif, dari yang
positif menjadi ideal, dari yang ideal menjadi lebih ideal. Layaknya seorang
pilot, sikap optimis beserta sikap positif lainnya dari seorang pilot akan
membuat penumpang (peserta didik) merasa nyaman dan yakin kalau mereka bisa.
Ketika
seorang pengajar terlihat tidak disipilin oleh peserta didik, seperti bermain
HP, BBM an, tidak menguasai materi, lupa atau malas menyiapkan bahan ajar dan
lainnya, maka hal itu dapat mempengaruhi peserta didik menjadi tidak disiplin,
begitu juga jika pengajar terlihat malas atau tidak bertenaga.
Intonasi
suara yang tepat sasaran dalam pelajaran
juga bagian dari mengisi suasana belajar positif, demikian juga dalam tahapan
pembelajaran, dalam membuka pelajaran dan menutup pembelajaran serta penguasaan
materi. Kesimpulan harus jelas, dan arahan agar peserta didik lebih baik juga
harus jelas.
2.
Motivator
Pengajar
sebagai Motivator adalah memberikan Motivasi secara berkesinambungan dan fun
kepada seluruh peserta didik yang ada didalam kelasnya untuk tidak mudah
menyerah dalam pelajaran yang tidak mereka bisa dan fokus untuk mengerti
pelajaran yang diajarkan ketika mereka ada didalam kelas.
Terkadang dalam suasana belajar
terdapat godaan-godaan yang dapat membuat suasana tidak nyaman didalam kelas.
Seorang peserta didik yang malas akan berdampak bagi temannya. Pengajar sebagai
Motivator harus jeli dalam melihat hal ini, Motivasi dapat dilakukan dengan
berbagai cara sesuai dengan suasana yang ada.
a. Menyediakan
waktu khusus dalam sesi belajar seperti 10 menit untuk motivasi dengan cara
orasi / ceramah yang menimbulkan semangat.
b. Menggunakan
klip video yang ada di multimedia / video klip dari youtube yang sesuai dengan target tujuan motivasi lalu
menjabarkannya dengan orasi sesuai kasus yang ada untuk mengarahkan peserta
didik kepada target dari motivasi tersebut.
c. Games
Pendidikan, alat bantu dan lainnya yang dapat merangsang motivasi dan
disesuaikan dengan tujuan dan target motivasi itu sendiri (motivational games).
d. Memangil
satu atau beberapa peserta didik yang perlu di motivasi di ruangan terpisah dan
diluar sesi belajar. Terutama bagi peserta didik yang membutuhkan perhatian
khusus. Dalam hal ini pengajar dengan izin dan persetujuan dari manajemen Senopati Center juga dapat memangil
orang tua / wali peserta didik tersebut, baik secara terpisah maupun secara
bersamaan dengan peserta didik.
Penutup
Demikianlah panduan bagi para pengajar yang bernaung di Senopati Center bagian 1. Setiap pengajar mempunyai gaya dan ciri khas masing-masing dalam mengajar, akan tetapi keseragaman dalam melakukan standarisasi diatas sangatlah penting dan harus dilakukan secara berkesinambungan dengan sistem pengawasan serta evaluasi yang konsisten. Pengajar harus berpedoman dan melakukan dengan gaya serta ciri khas masing-masing dalam mengimplementasikannya demi kegiatan belajar-mengajar, perkembangan peserta didik dan nilai tambah bagi seluruh elemen yang ada di Senopati Center.
Demikianlah panduan bagi para pengajar yang bernaung di Senopati Center bagian 1. Setiap pengajar mempunyai gaya dan ciri khas masing-masing dalam mengajar, akan tetapi keseragaman dalam melakukan standarisasi diatas sangatlah penting dan harus dilakukan secara berkesinambungan dengan sistem pengawasan serta evaluasi yang konsisten. Pengajar harus berpedoman dan melakukan dengan gaya serta ciri khas masing-masing dalam mengimplementasikannya demi kegiatan belajar-mengajar, perkembangan peserta didik dan nilai tambah bagi seluruh elemen yang ada di Senopati Center.
Teachers Should Guide Without
Dictating, and Partcipate Without
Dominating
(C.B. Neblette)
Put the relation of a fine Teacher to a
student just below the relation of a mother to a son
(Thomas Wolve)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar