Pendahuluan
Pada bagian pertama telah disampaikan
tips dan prinsip pengelolaan kelas. Banyak cara mengajar yang diterapkan oleh
pengajar baik didalam maupun diluar negri, bahkan selaku pengajar pastilah kita
sudah pernah melakukannya baik sadar maupun tidak. Panduan Pengajar bagian
kedua ini bukan bermaksud untuk mendikte seorang pengajar, akan tetapi lebih menjadi pedoman bagi seorang pengajar agar
menjadi lebih ideal dan lebih ideal lagi di bawah payung Senopati Center.
Panduan ini adalah sharing dari
berbagai sumber tentang bagaimana menjadi pengajar yang ideal. Sebagai seorang
pengajar saling berbagi (sharing) dan selalu belajar untuk menjadi lebih baik
sangat dibutuhkan, karena seorang pengajar menyampaikan ilmu, dan ilmu akan
terus berkembang sampai akhir masa.
Seorang pengajar harus memiliki
kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi yang diajarkannya, bila tidak, maka
yang terjadi adalah peserta didik akan kurang faham, tidak menyukai mata
pelajaran tersebut atau bahkan anda sendiri sebagai pengajar tidak disukai.
Tidak pelit nilai mungkin hal yang bijak sebagai seorang pengajar dan tentunya
anda akan menjadi pengajar favorit dikelas, tetapi hal ini tidak mendidik dan
merugikan siswa yang anda didik.
Tips dan Panduan Mengajar
Tips dan Panduan Mengajar
Berikut beberapa tips dari berbagai
sumber yang menjadi pedoman dasar
pengajaran dan acuan bagi seluruh pengajar di Senopati Center.
Idealnya Sebelum Menyampaikan Materi
seorang pengajar harus memperhatikan hal sebagai berikut dan mengaplikasikan
sesuai dengan ciri khasnya masing-masing :
1.
Pelajarilah kembali materi
yang akan disampaikan dan buatlah rangkuman atau point-point penting pada
materi tersebut, karena mungkin anda banyak mengajar mata pelajaran lainnya
maka terkadang sudah agak lupa dengan materi ini sehingga perlu dipelajari lagi
agar lebih siap.
2.
Buatlah diktat atau rangkuman
yang dapat di fotocopi atau disalin oleh siswa, sehingga kita tidak perlu
merujuk banyak buku kepada siswa. Hal ini juga memudahkan siswa sehingga ia
tidak perlu banyak membeli buku. Apabila mata pelajarannya eksak/hitungan,
buatlah rangkuman rumus kepada siswa.
3.
Siapkan soal-soal latihan
sebanyak-banyaknya dan dibagi menjadi kategori ringan, sedang, dan susah.
Rangkum semua soal tersebut dalam satu buku atau file dan buat memo disetiap
soal tersebut, memo ini dibuat agar anda tahu kapan anda pernah memberikannya
kepada siswa dan pada kelas berapa, sehingga soal yang sudah diberikan tidak
disampaikan lagi pada pertemuan berikutnya.
4.
Milikilah absen siswa
anda, dan buatlah tabel nilai dan presentase kemajuan siswa. Hal ini berguna
agar anda dapat mengetahui apakah materi anda telah diserap dengan baik oleh
siswa dan siswa mana yang perlu anda bimbing lebih ekstra agar nilainya tidak
jatuh....
Baca Selengkapnya di
: HTTP://WWW.M-EDUKASI.WEB.ID/2013/06/TEKNIK-MENGAJAR-YANG-BAIK.HTML
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia
Sebagai tambahan yang didapat dari
berbagai sumber dan merupakan satu-kesatuan yang inspiratif bagi pengajar di Senopati Center. Hal ini menjadi acuan
bagi seluruh staf pengajar yang ada.
Mengajar itu
horisontal, bukan vertikal
Sifat mengajar yang
horisontal berarti kita sebagai tentor menempatkan diri sama tinggi dengan
siswa kita. Kita berbicara sebagai orang yang lebih dahulu tahu, bukan lebih
pintar. Kita mentransfer ilmu, bukan memberi ilmu. Saya seringnya mengatakan
seperti ini setelah perkenalan:
“Saya berdiri di depan
anda sekalian bukan karena saya lebih pintar dari anda, namun hanya karena saya
mengenal ilmu ini lebih dahulu daripada anda. Mungkin suatu saat diantara anda
sekalian ada yang lebih mengerti ilmu ini daripada saya. Saya berkeyakinan kuat
akan hal ini.”
Pernyataan diatas
sudah memberikan dorongan kepada siswa untuk lebih santai dan lebih menikmati
kebersamaannya dengan anda. Jika kelas sudah santai dan dinikmati, maka
pelajaran mudah diberikan. Dalam memberikan pelajaran, anggaplah kita sedang
bercerita tentang pengalaman sehingga ilmu apapun itu tidak terkesan
menyeramkan.
Mengajar itu
memberikan motivasi
Dalam
mengajar, pastikan selalu memberikan motivasi kepada murid-murid kita. Motivasi
bisa dilakukan di seluruh waktu, namun ada waktu-waktu yang terbaik.
Motivasi di pertemuan
pertama
Untuk ini saya
menjiplak guru SD saya dulu, namanya pak Jamari, beliau adalah guru IPA kelas
2. Saat pertemuan pertama, beliau membawa sebuah gambar Thomas Alva Edison dan
memajangnya di depan kelas lalu bercerita tentang Thomas Alva Edison. Ketika
saya naik kelas, saya melihat guru saya itu melakukan hal yang serupa pada adik
kelas saya. Ya, setidaknya bagi anak-anak kelas 2 SD, kisah Edison itu
inspiratif.
Motivasi pada tengah
pelajaran
Saya terbiasa
memberikan hadiah bagi mereka yang dapat mengerjakan sesuatu yang saya tugaskan
di tengah-tengah pelajaran. Ini saya tiru dari seorang guru biologi SMP saya.
Reward itu bisa berupa makanan atau minuman dan terkadang alat tulis. Reward
ini bisa menyesuaikan dengan kebutuhan. Mungkin untuk guru sekolah bisa dengan
menjanjikan kebebasan pekerjaan rumah bagi yang dapat menjawab pertanyaan. Yah,
hal-hal semacam itulah, tergantung bagaimana kreatifitas dan keadaan.
Motivasi di akhir
pelajaran
Dan tak lupa, sebagai
seorang guru kita haruslah menjadi seseorang yang dapat menyakinkan murid kita
bahwa mereka hebat. Kita harus bisa menanamkan kepada mereka bahwa mereka pasti
bisa melakukan apa saja asalkan berusaha dengan baik. Hal ini dapat kita tempuh
dengan menghindari kalimat-kalimat yang menurunkan keyakinan terhadap diri
mereka sendiri. Saya sendiri berpendapat bahwa tidak ada orang bodoh, hanya
saja memiliki pemahaman yang berbeda.
Mengajar itu
memberikan contoh
Seorang guru SMA saya
pernah mengatakan bahwa “ajarkan apa yang kamu bisa, bukan apa yang kamu tahu”.
Maksudnya adalah apa yang kita ajarkan sebaiknya adalah sesuatu yang kita
mengerti dan bisa kita lakukan. Lakukan dengan memberikan contoh. Ketika
memberikan pelatihan, saya lebih banyak memberikan contoh dan mempraktekkan
langsung supaya siswa mengerti dan tidak hanya mengimajinasikan dalam pikiran
saja. Oleh karena itu sebagai guru kita harus paham konsep dari suatu hal yang
diajarkan. Pemahaman konsep akan membuat kita mudah memberikan contoh apa saja
dan memecahkan problematika yang mungkin dihadapi oleh para siswa.Hal-hal
diatas hanyalah sekelumit dari bagaimana mengajar yang baik. Selain dari
pengalaman mengajar, pengalaman saya duduk sebagai siswa dari kecil hingga
dewasa juga mempengaruhi kesimpulan tentang bagaimana seharusnya seorang guru
itu mengajar. Mungkin ada yang mau menambahkan?
Untuk melengkapi maka penting rasanya untuk melampirkan link dibawah ini :
Kenali gaya belajar siswa anda, apakah ia seseorang yang gaya belajarnya
visual, auditoria atau kinestetik? Silahkan amati mereka pada beberapa
pertemuan pertama lalu ambil kesimpulan tipe pembelajar manakah siswa anda.
Khusus level SD, pelajaran yang diajarkan memang tidak sesulit level-level di
atasnya. Namun pada level ini Anda dituntut untuk menjadi pengajar yang
kreatif. Kreatif khususnya dalam menyampaikan materi dengan menyenangkan dan
menarik bagi anak-anak usia 10 s.d. 12 tahun. Tips mengajar pada level ini
diantaranya,:
1. Selalu siapkan game/ permainan yang sesuai dengan materi yang Anda sampaikan. Rentang atensi/ perhatian mereka sangat singkat. Mereka mudah bosan dan gemar mengobrol dengan teman-temannya. Bukan hal yang aneh bila anda sebagai pengajar seringkali diabaikan bila Anda terus menyampaikan materi, tanpa disisipi metode lain. 2. Ciptakan kompetisi. Siswa SD senang dengan kompetisi, baik itu berupa pemberian bintang bagi yang dapat menjawab, atau bagaimana menjadi tim dengan nilai terbesar. 3. Iming-imingi dengan hadiah. Hadiah dapat berupa makanan ringan, kertas berbentuk bintang, atau boleh pulang duluan. Biasanya jika situasi belajar seru, mereka yang berhak pulang duluan tidak bersedia pulang.
Sementara untuk mengajar level SMP dan SMA, Anda
tidak harus berpusing-pusing dalam menyiapkan game. Namun apabila Anda dapat
menampilkan tayangan video
atau gambar yang menarik, akan menjadi poin plus. Bagaimanapun akan membosankan
mendengarkan penyampaian materi yang searah, secara terus menerus. Cara lain
untuk menyampaikan materi adalah dengan memberikan soal-soal latihan atau kuis,
lalu membahasnya bersama. Diharapkan dengan demikian, Anda dapat mengukur
pemahaman mereka akan materi, sekaligus membuat mereka tetap aktif di kelas.
Semoga tips ini bermanfaat. Selamat mengajar!
Dari uraian diatas maka Senopati Center berdasarkan pada Panduan Pengajar Bagian Pertama
menegaskan bahwa acuan keseragaman Pengajar dengan ciri dan gaya khasnya masing-masing
yang akan diterapkan adalah :
2. Pengajar sebagai Energizer
3. Pengajar sebagai Motivator
Penutup
Demikianlah panduan pengajar bagian kedua ini kami
sampaikan agar menjadi acuan bagi para pengajar yang ada di Senopati Center. Keberagaman adalah
Rahmat sang Pencipta, akan tetapi keseragaman dalam mencapai tujuan yang mulia
adalah langkah nyata. Penjabaran panduan ini dituliskan secara global dengan
maksud tidak mengekang pengajar untuk bereksperimen dan berinovasi didalam
mengajar asalkan masih dalam garis besar yang telah di jabarkan.
Panduan ini juga memuat tips-tips yang telah
dilakukan pakar pendidikan dan dapat menjadi inspirasi oleh pengajar untuk
berinovasi tanpa keluar jalur dari landasan yang telah dibuat oleh Senopati Center.
Panduan ini akan menjadi dasar penilaian bagi para
pengajar yang ada setiap bulannya dengan Indikator peningkatan nilai peserta
didik. Panduan ini akan dievaluasi setiap bulannya dalam rapat kerja Owner dan
Rapat Kerja Akademik Senopati Center untuk
dapat lebih dikembangkan lagi menjadi lebih baik.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar