Sabtu, 19 Juli 2014

POLA RATA-RATA CARA BELAJAR SISWA/I BAGIAN 3

Dear all

Pada kesempatan kali ini penulis akan kembali melanjutkan Pola Rata-rata belajar siswa/i yang perlu diketahui oleh para pengajar pada umumnya. Sebelum.  merencanakan dan melaksanakan kegiatan mengajar, apapun metodenya, siapapun pemegang pemerintahaannya, seorang pengajar yang baik akan mempertimbangkan dan harus dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut :

1. Sejauh mana batas-batas materi pengetahuan yang telah dikuasai dan diketahui oleh siswa yang akan diajar.
2. Tingkat dan tahap serta jenis kemampuan manakah yang telah dicapai dan dikuasai oleh siswa yng bersangkutan.
3. apakah siswa sudah cukup siap dan matang untuk menerima bahan dan pola-pola perilaku yang akan diajarkan.
4. Berapa jauh motivasi dan minat belajar yang dimiliki oleh siswa sebelum belajar dimulai.

Disamping ke-empat pertanyaan diatas, ada 3 dimensi dari entering behaviour yang perlu diketahui oleh Pengajar, yaitu :

1. Batas-batas ruang lingkup materi pengetahuan yang telah dimiliki dan dikuasai oleh Siswa
2. Tingkatan tahapan materi pengetahuan, terutama kawasan pola-pola sambutan atau kemampuan yang telah dimiliki siswa
3. Kesiapan dan kematangan fungsi-fungsi psikofisik.



Dengan Pertimbangan dan Dimensi diatas, ditambah dengan pengertian dari tipe pola belajar dihrpkn seorang pengajar akan siap di medan manapun dalam mencerdaskan kehidupan Bangsa.

Pada Bagian ke-2 kita telah mengupas Pola belajar tipe 1 dan tipe 2 yaitu Signal Learning dan Stimulus-Repons Learning. Berikut ini penulis akan melanjutkan dengan Tipe Pola Belajar ke 3, yaitu : Chainning ( Rantai atau Rangkaian )

Chaining adalah belajar menghubungkan suatu ikatan  S-R (Stimulus-Respons) yang satu dengan lainya. Untuk mempermudah dalam mengenal tipe pola belajar ini penulis akan mencoba mengedepankan contoh yang ada seperti :
- Dalam bahasa kita banyak contph chaining seperti ibu-bapak, kampung-halaman, selamat tinggal, dan sebagainnya. Juga dalam perbuatan kita banyak terdapat chaining ini, seperti pulang kantor, ganti baju, makan siang dan sebagainya.

Chaining terjadi bila terbentuk hubungan antara S-R, sebab yang satu terjadi segera setelah yang satu lagi. Jadi berdasarkan hubungan (Conntiguity).  Prinsip berkesinambungan, pengulangan dan reinforcement tetap penting bagi berlangsungnya proses chaining ini.

Karena hari telah mendekati waktu berbbuka Puasa, maka penulis akan melanjutkan tipe belajar lainnya pada tulisan erikutnya, yaitu
-Tipe belajar 4 : Verbal Association (Asosiasi verbal)
-Tipe belajar 5 : Discrimination Learning (Belajar Diskriminasi)
-Tipe belajar 6 : Concept Learning (Belajar konsep)
-Tipe belajar 7 : Rule Learning (Belajar aturan)
-Tipe Belajar 8 : Problem Solving (Pemecahaan Masalah) 

Thanks all

Best Regards
Senopati Center

Tidak ada komentar:

Posting Komentar