Sabtu, 11 Januari 2014

GAMES EDUCATION PART 5

Hi Guys, ;)

Disini kita akan melanjutkan kembali mengenai berbagai Games Education yang dapat dilakukan untuk anak-anak kita, murid, mahasiswa bahkan untuk diri kita sendiri. Judul Games Education kali ini adalah :

KOMANDO SI BUTA





A. Tujuan Permainan
Permainan ini memiliki beberapa tujuan yang bermanfaat, bukan hanya unttuk anak, akan tetapi dapat juga diterapkan ke Mahasiswa ataupun karyawan, tergantug dari cara perlakuan si Pemandu.
Adapun tujuan itu antara lain :
1. Melatih dalam bekerjasama
2. Menumbuhkan rasa perduli terhadap orang lain
3. menumbuhkan rasa tanggung jawab yang tinggi

B. Waktu Permainan
15-30 menit

C. Sistem Permainan
Berkelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri 5-7 Peserta

D. Usia Pemain
diatas 7 Tahun

E. Tempat Bermain
Dalam Ruangan

F. Alat-alat Permainan
Penutup Mata dan Tongkat dari kertas

G. Cara Bermain
1. Para Pemain membentuk beberapa kelompok
2. Semua Pemain dari masing-masing kelompok matanya ditutup dengan kain gelap, kecuali 
    komandan/pemimpinnya yang berada dibarisan depan.
3. Tugas Komandan adalah memberikan instruksi kepada "Si Buta" saat pemandu berjalan ke arah mereka. 
    Cara Komandan memberikan instruksi adalah dengan membawa tongkat yang disejajarkan dengan kepala     para pemain atau memberikan rintangan bagi mereka, sehingga "Si Buta" dapat menghindar, baik dengan       menundukkan kepala maupun cara lain. Bentuk Instruksi Komandan ini tergantung dari kesepakatan     
    kelompoknya dan disesuaikan dengan rintangan tongkat Pemandu.
4. Pemandu juga harus bervariasi dalam memberi Rintangan kepada "Si Buta", misalnya bergerak kencang,
    menusuk perut dan lainnya.
5. Pemain yang menjadi korban tongkat pemandu, harus keluar dari barisan.
6. Pemenang adalah kelompok yang mampu bertahan sampai ujung permainan dengan jumlah Anggota 
    terbanyak.

Tips :
Pada bagian ke 3 dari Cara bermain, sang komandan dan kelompoknya bisa diarahkan oleh pemandu untuk menyepakati Kata Kunci  bersama tentang cara menhindar / menangkis tongkat kertas pemandu. Dan bisa juga disesuaikan dengan materi pelajaran bagi anak sekolah. sebagai contoh : Ketika pemandu melakukan tusukan perut Kata Kunci yang akan di teriakan Komandan adalah 
"on Your Stomatch" , untuk sabetan dari sebelah kiri " on Your left Shoulder" dan demikian  seterusnya.
Disesuaikan dengan Materi



Daftar Pustaka :
Iman Rofi'ie Games Edukatif Dalam dan Luar Sekolah, Penerbit  DIVA Press

Jumat, 10 Januari 2014

Tujuan Pemberian Eskul Public Speaking

                             

Murid kami yang ada di Youtube ini bernama Delycia, Kelas 4 SD dan bersekolah di Budi Luhur. Coba kita perhatikan bersama, walaupun dengan sedikit gugup dan suara yang lemah, Delycia tetap bisa menguasai dirinya. Dia mencoba menjelaskan Pelajaran  yang baru didapatnya. Pertanyaannya?? Jika terus dilatih bagaimanakah Dia di masa SMP?, SMU?, Kuliah, Dunia Kerja? 

Pada Posting sebelumnya mengenai Sejarah Public Speaking , kami telah menjabarkan sejarah dari Ilmu Public Speaking itu sendiri. Apapun profesi kita secara sadar ataupun tiddak kita telah mempraktekkan ilmu ini, percaya? Mari kita renungkan bersama ketika kita pertama sekali berbicara didepan umum, dari grogi / gugup, suara pelan hampir tidak terdengar (Seperti Delycia pada awalnya) oleh para penonton atau audience istilah kerennya. Tidak sedikit dari kita yang mulai memperbaiki diri, sampai pada saat SMU lalu kuliah hingga saat berada didunia kerja dalam profesi apapun, dalam Dunia kerja yang katanya Keras saat ini kita selalu dihadapkan kepada :

HAMPIR SELURUH IDE BESAR KITA HARUS DIUNGKAPKAN KE ORANG BANYAK AGAR MENGENAI SASARAN YANG KITA INGINKAN.

Bahkan penulis berani mengatakan bahwa Orang Pintar adalah Orang yang bisa menyampaikan Ide Besarnya secara gamblang kepada orang yang diinginkannya. Apakah Ide Besar itu?? Penulis akan menjabarkan pada postingan berikutnya. 

Banyak Sumber Pustaka yang membahas tentang Ilmu Public Speaking ini, akan tetapi Tim 
Senopati Center bersama dengan i-tutor Citra Raya dan dibimbing oleh BE Training akan menjabarkan tentang Tujuan Pemberian Pelatihan /Eskul Public Speaking, bukan hanya untuk orang dewasa, bahkan anak-anak kita sejak dini sangat penting untuk mengenal ilmu ini.

Tujuan Pemberian Pelatihan /Eskul Public Speaking

Public speaking kini telah menjadi salah satu kebutuhan di berbagai perusahaan, baik untuk komunikasi eksternal (dalam kegiatan mempromosikan/menjual produk-produk dan jasa-jasanya) maupun komunikasi internal (dalam kegiatan menyosialisasikan peraturan-peraturan perusahaan). Itu sebabnya banyak perusahaan mengirimkan para karyawannya secara periodik untuk mengikuti pelatihan-pelatihan public speaking di berbagai tempat. Pun tak jarang perusahaan-perusahaan itu menyelenggarakan pelatihan public speaking secara in house dengan mengundang para pakar public speaking ke lingkungan mereka.


Kebutuhan yang besar atas kemampuan public speaking ini, membuat tak sedikit perguruan tinggi yang memiliki fakultas/jurusan komunikasi memasukkan public speaking ke dalam kurikulum mereka. Tujuannya adalah agar pada saatnya kelak, ketika para mahasiswa ini lulus menjadi sarjana dan terjun di masyarakat, mereka akan mampu memperkenalkan ide-idenya dengan keahlian berbicara yang mumpuni.



Namun tentunya bukan hanya mahasiswa/calon sarjana ini yang memerlukan kemampuan public speaking. Para siswa sekolah, mulai dari tingkat dasar hingga menengah perlu mendapatkan pelatihan public speaking sejak dini. Pelatihan public speaking akan membuat mereka memiliki keberanian dan kemampuan untuk berbicara di depan umum, dimulai dari lingkungan kelasnya masing-masing.


Untuk jangka pendek, pelatihan public speaking ini setidaknya akan membuat para siswa mampu menyampaikan presentasi di depan teman-temannya dan para guru, serta mampu berpidato di lingkungan sekolah di hadapan guru dan para orangtuanya. Untuk jangka menengah, ketika  mereka melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, mereka akan memiliki kemampuan untuk mempertahankan skripsinya di depan sidang skripsi.

Untuk jangka panjang, ketika tiba saatnya mereka mencari kerja, kemampuan public speaking ini sangat berguna dalam menghadapi wawancara-wawancara kerja. Tentu saja masih banyak-banyak manfaat-manfaat lainnya dari kemampuan public speaking ini untuk masa depan para siswa.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, banyak sekolah-sekolah baik dari tingkat SMP sampai Perguruan Tinggi yang memasukan ilmu ini ke dalam materi, baik dalam bentuk Extrakurrikuler maupun Kurikulum. Akan tetapi sangat banyak sekolah yang tidak mengerti akan ilmu ini, seperti halnya yang dialami oleh sahabat kami i-tutor Citra Raya ketika menawarkan Eskul ini ke Salah satu sekolah ternama di kawasan Citra Raya Tangerang, ketika bertemu dengan salah satu perwakilan guru, maka dengan yakin sang guru tersebut berkata :

"Oh, Public Speaking, kami sudah punya, yang english club itu kan? sudah lama itu Pak", kata sang guru.   

tim I-Tutor Citra Raya akhirnya mencoba menjelaskan makna dari
Public Speaking sebenarnya, bukan hanya Bahasa Inggris, akan tetapi semua pelajaran, bagaimana kita sebagi guru mendidik anak bagaimana seharusnya menyampaikan sesuatu, bukan hanya itu, mampunya si anak menjelaskan tentang materi pelajaran yang telah didapat ke orang banyak, mempraktekannya, kan menjadikan anak 90% telah menyerap materi yang disampaikannya. 










Walaupun masih bercampur gengsi akan ketidaktahuannya, sang guru tertarik untuk menanyakannya lebih lanjut. Keputusan akhir memang bukan pada Guru tersebut mengenai diterima atau tidaknya proposal, akan tetapi dapat menjelaskan Ilmu ini adalah kebanggan sendiri bagi sobat kami ini :D,    
Good Job bro.

Pada Akhirnya, kami Tim Senopati Center divisi Education Consultant merekomendasikan
Public Speaking ini bagi semua sahabat, baik Pemilik sekolah, kursus, Sekolah Rumah, Orang Tua,
dan para sahabat super lainnya. Pengenalan dan Pendalaman Ilmu ini sejak dini sangat penting dan bukanlah 
Pemborosan. Bahkan Pantas untuk dianggarkan oleh pemerintah dan dimasukan ke dalam kurikulum wajib. 

Thanks all, Tolong bantu kasih masukan dan share ya ;)



    

Senin, 06 Januari 2014

PUBLIC SPEAKING TANGERANG

Public Speaking, Kegunaan dan Latar Belakang sejarahnya



Sebagai ilmu terapan, public speaking bukanlah ilmu baru. Namun di Indonesia, baru sekitar satu dasawarsa belakangan inilah, ilmu yang sering dikelompokkan ke dalam bidang softskill ini marak diajarkan di berbagai kalangan masyarakat, mulai dari kalangan akademik (dunia pendidikan) hingga kalangan non-akademik (masyarakat luas).

Kondisi ini berkaitan dengan munculnya era reformasi di penghujung 90-an, era yang memungkinkan masyarakat Indonesia berbicara bebas di mimbar mana pun. Era yang membuat banyak orang membutuhkan keahlian berbicara di depan umum, tanpa kendala apapun.
Secara historis, public speaking mulai berkembang sekitar 2.500 tahun yang lalu. Pelopornya adalah seorang filsuf bernama Socrates, yang hidup antara tahun 469-399 Sebelum Masehi (SM). Socrates mengawali kegiatannya dengan mengumpulkan sejumlah anak muda di Athena, Yunani Kuno, untuk bergantian berbicara di depan umum mengenai berbagai isu yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Mereka bebas mengemukakan pendapatnya.
Public speaking pun kemudian menjadi bagian gaya hidup masyarakat Yunani Kuno ketika itu. Sehingga muncullah para pembicara ulung (orator) yang di kemudian hari dikenal sebagai tokoh-tokoh Filsafat Barat (Western Philosophy). Mereka, antara lain, Plato (427-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM).
Isu-isu yang mereka kemukakan dalam public speaking pun semakin berkembang, mulai dari masalah-masalah teologi, sampai politik dan ekonomi. Pada masa inilah, ide tentang demokrasi (demos cratos) mulai muncul sebagai ide yang paling hangat diperdebatkan. Ide yang kemudian mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara di Kekaisaran Yunani dan Romawi Kuno, dan yang beratus-ratus tahun kemudian diterapkan di berbagai negara, hampir di seluruh dunia.
Secara teori, Aristoteles menekankan pentingnya ethos (kredibilitas dan keyakinan), logos (logika dan bahasa) serta pathos (keterlibatan emosi) dalam melakukan public speaking. Teori ini lalu dikembangkan oleh Marcus Tullius Cicero (106-43 SM), seorang filsuf, politisi, ahli hukum yang juga  orator ulung.
Menurut Cicero, selain tiga syarat yang pernah dikemukakan Aristoteles, public speaking juga harus memenuhi lima syarat lainnya, yakni inventio (argumen dan latar belakang pengetahuan yang luas), disposito (sesuai dengan kondisi dan situasi), elucotio (bahasa atau diksi yang mudah dimengerti), memoria (daya ingat yang kuat) dan pronunciatio (irama, kejelasan kata, bahasa tubuh dan nada).
Teori-teori ini kemudian dikembangkan secara lebih rinci oleh para ahli public speaking di seluruh dunia, terutama di negara-negara demokrasi yang memungkinkan setiap orang berbicara bebas di berbagai mimbar. Berbicara bebas tanpa etika dan tanpa landasan keilmuan yang lengkap, tentunya hanya akan menjadi provokasi yang menyesatkan. Di sinilah perlunya ilmu public speaking dipelajari serta dipraktekan secara sistematis dan bertahap, agar mampu menghasilkan public speaker atau pembicara yang handal dan disukai banyak orang.
Ilmu public speaking telah melahirkan sejumlah pemimpin bangsa dan pemimpin dunia yang disegani dan dicintai masyarakatnya sepanjang sejarah. Sebut saja George Washington, Abraham Lincoln, John F. Kennedy, Soekarno, Mahatma Gandhi, Che Guevara dan Nelson Mandela. Mereka adalah para pemimpin bangsa dan dunia yang menjadi sangat terkenal, antara lain, karena kemampuan public speaking mereka yang luar biasa.
Tentu saja, ilmu public speaking tidak hanya berguna untuk para pemimpin negara dan calon pemimpin negara. Meskipun, misalnya, Barrack Obama mampu mengalahkan pesaingnya dari Partai Republik, dan terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat, itu karena kemampuan public speaking-nya berada di atas John McCain.

Kemampuan public speaking juga sangat diperlukan untuk berbicara di ruang lingkup yang lebih kecil, seperti di lingkungan masyarakat sekitar tempat kita tinggal, di depan kelas, di dalam grup-grup diskusi. Ilmu public speaking akan mampu membuat orang yang mempelajarinya mengalami peningkatan kepercayaan diri, berani mengemukakan ide-idenya, dan terpacu untuk menggali ilmu pengetahuan seluas-seluasnya sebagai modal dasar berbicara di depan umum

Dari Tulisan diatas maka dapat kita tarik satu kesimpulan bahwa Ilmu Public Speaking adalah bagian dari seluruh ilmu yang ada di dunia ini, apapun profesinya. Pada postingan selanjutnya akan kami bahasa tentang penerapan dri Public Speaking ini. Thanks all,..see you soon :)